14 Februari 2016

Ingin berbagi

 hai teman, saya ingin membagikan hal terbaik dalam hidup ini, yang pernah saya alami. dijamin keren
http://sebelasmenit.blogspot.co.id/

27 Desember 2015

Gagal jadian,...

Suasana sekolah kini berangsur-angsur sepi. Siswa yang merasa bosan di sekolah, mulai mengambil motor mereka dan bergegas pulang menuju rumah mereka. Namun, sesosok laki-laki tampak dari kejauhan. Ia terlihat berdiri di atas atap musala. Dia hanya duduk di sana. Menatap langit dengan pandangan kuyu.
“I’ve become so numb I can’t feel you there. Become so tired so much more aware. I’m becoming this all I want to do. Is be more like me and be less like you,”
Laki-laki itu bersenandung dengan suara lemas namun tidak parau. Ia masih saja menerawang langit biru yang perlahan tertutup awan putih yang menggumpal. Ia membuka tasnya. Kemudian, ia menjuhut sebuah buku kecil. Ia juga mengambil sebuah pulpen. Lalu ia menulis sesuatu.
“Inikah rasanya sebuah kerinduan. Namun yang dirindu tak merasakan. Entah apa yang aku lakukan di atap musala saat ini. Yang jelas aku sangat ingin berada di sini sendiri.” Laki-laki itu menutup bukunya lalu memasukkan ke dalam tasnya. Kemudia ia melirik jam tangannya. Alisnya terangkat. Ia bergegas turun dari atap musala itu. Baru saja ia turun, ia langsung ditanya oleh temannya yang kebetulan lewat depan musala.
“Ngapain lo dari atap musala? Mau terbang ala batman?” Tanya temannya itu usil.
Laki-laki itu hanya tertawa dan tersenyum. “Nggak. Lagi cari angin.”
“Oh..” Kata nya singkat, “Dra gue duluan ya..” Teman laki-laki itu berlalu.
Laki-laki itu kemudian berjalan menuju parkiran untuk mengambil sepeda motornya. Ia berniat pulang pada saat ini.
“Hendra!!” Panggil seseorang. Ia menoleh. Didapatinya seorang cewek.
“Dra.. gue nebeng lo ya. Gue nggak dijemput nih kayaknya..” Kata cewek itu.
“Lo bawa helm kan?” Tanya Hendra pada cewek itu.
“Bawa dong!” Kata cewek itu bangga. Entah kenapa dia bangga jika ia membawa helm.
“Naik..” Perintah Hendra. Tanpa di perintah dua kali, cewek itu naik ke motor. Dan mereka pun tancap gas meninggalkan sekolah itu.
“Fan.. udah sampe depan rumah lo nih..” Kata Hendra. Namun masih tak ada jawaban. “Fan!” Hendra mulai panik. Ia mengira jika Fanny tadi terjatuh di jalan ketika ia membonceng dia. Ia menoleh ke belakang. Dan ternyata Fanny lagi asyik merem di punggung Hendra.
“Fan..” Kata Hendra sambil mengguncang-guncangkan tubuhnya agar Fanny sadar dari ketermeremannya.
“Hah..” Fanny tersadar. Ia celingak-celinguk tak jelas. Kemudian menguap sejenak.
“Dah sampe depan rumah lo nih..” Kata Hendra.
“Emang ini rumah gue?” Tanya Fanny. Hendra tercengang. Nih anak mabok apa kesurupan sih? Pikir Hendra.
“Hehehe… gue bercanda kok.” Fanny pun turun dari motor. Lalu mengucek sakunya. Mencoba mencari sesuatu. Hendra menaikan alisnya.
“Nih..” Fanny memberikan uang dua puluh ribuan.
“Apaan ini?”
“Bayaran lo abis nganter gue..” Jawab Fanny.
“Lo kira gue tukang ojek? Ah brengs*k lo..” Kata Hendra sebal sekaligus bĂȘte. Ia langsung menstarter motornya. Bergegas pergi dari Fanny.
“Cie.cie.. ngambek cie…” Goda Fanny.
“Bodo..”
“Yah… gue kan cuman bercanda..” Kata Fanny yang nadanya seperti menyesal.
“Bodo..” Hendra pun berlalu begitu saja. Fanny hanya melihat kepergian Hendra dengan tatapan menyesal. Tapi kemudian ia menggidikkan bahu. Ia menduga jika Hendra sedang mengalami PMS. Yah mungkin Hendra sedang mengalami PMS. Fanny yakin dengan itu.
Sampai di rumah, Hendra langsung mandi. Kemudian naik ke kamarnya. Ia melemparkan tubuhnya ke kasurnya. Tak ada niatan darinya untuk membuka buku secuil pun. Ia memilih untuk mendengarkan Mp3. Dan ia memutar sebuah lagu.
“Give me reason/to prove me wrong/to wash this memory clean. Let the floods cross the distance in your eyes. Give me reason/to fill this hole / connect the space between. Let it be enough to reach the truth that lies. Across this new divide”
Hendra pun larut dalam lagu tersebut. Ia tenggelam dengan Mp3 playernya. Hingga gedoran pintu dari Kakaknya membuat kesadaran kembali.
“Hen lo gak makan apa? Ayok turun..” Kata Chandra yang merupakan Kakak pertama Hendra.
“Ah ganggu aja sih lo. Iye.. iye nanti gue turun..” Protes Hendra.
“gak pake nanti-nanti. Lo kudu turun.. atau lo gue seret..” Ancam Chandra.
“Seret aja kalau berani..” Hendra menjulurkan lidah. Chandra langsung menarik baju Hendra.
“Lo pikir gue bercanda..” Kata Chandra di depan muka Hendra. Dan Chandra pun langsung menyeret Hendra untuk turun ke bawah.
“Sadis amat lo..” Pekik Hendra. Namun Chandra tak peduli. Dan ia terus menyeret Hendra sampai ke depan meja makan.
“Nih mah orangnya. Udah aku bawa ke sini..” Kata Chandra.
“Kamu apain itu Adik kamu? Kok belangsak gitu?” Tanya Mama mereka.
“Aku seret. Salah sendiri disuruh ke sini baik-baik nggak mau..” Kata Chandra.
“Bohong!” Pekik Hendra. “Aku belum ngomong udah diseret aja..” Protes Chandra.
“Eh lo tadi bilang seret aja kalau berani. Ya gue seret..” Ketus Chandra.
“Tapi kan gue cuman bercanda ..” Sengit Hendra.
“Gue lagi gak mau bercanda..” Chandra makin melotot.
“Diam kalian berdua….” Jerit Kaliandra.
Hendra dan Chandra langsung menoleh ke arah adiknya itu dengan tatapan melongo.
“Berisik. kalau nggak mau makan keluar sana..” Kaliandra menatap sinis kedua Kakak laki-lakinya itu. Dan benar saja, kedua Kakaknya langsung diam. Dan acara makan malam bersama dalam keluarga mereka akhirnya dimulai. Dan penulis tidak diajak turut serta. Penulis langsung nangis guling-guling.

Hendra masih duduk sendirian di kelas. Hingga Fanny pun menghampirinya karena merasa kasihan Hendra duduk sendirian.
“Ciee lagi sendirian nih ye..” Goda Fanny yang langsung duduk di sebelahnya.
“Berisik!” Ketus Hendra.
“Wah cuek nih.. Hahaha. Cerita sama gue kenapa?”
“Gue mau nembak Riza..”
“Oh.. lah terus kenapa lo galau gitu? kalau mau nembak ya langsung dong,”
“Emang gue nanti diterima?” Tanya Hendra pesimis.
“Yah… lo pesimis gitu sih. Dengerin gue ya, lo nembak cewek jangan takut untuk gak diterima. kalau lo gitu, jadian hanya mimpi. Jadi kalau lo mau nembak si Riza ya tembak aja langsung. Biar surprise gitu. Kan jadi so sweet terus si Riza kena diabetes..”
“Kampret lo!”
“Hahaha ..” Fanny tertawa.
Sepulang sekolah, Hendra telah berdiri di depan kelas Riza. Riza yang melihat Hendra langsung bereaksi aneh. Dia memicingkan mata ketika melihat Hendra. Tanpa basa-basi, Hendra langsung menarik tangan Riza.
“Ini kita mau kemana?” Tanya Riza bingung.
“Udah ikut aku. Ada yang mau aku omongin..” Kata Hendra dengan mantap.
Hendra membawa Riza ke suatu tempat. Tempat yang cukup sepi dari penampakan siswa lain. Di sana juga tersedia tempat duduk. Namun sebenarnya itu telah disiapkan oleh Fanny atas permintaan Hendra. Dan mereka berdua duduk di sana. Hendra menatap Riza. Riza juga menatap Hendra. Mereka saling bertatapan. Dan itu membuat pohon yang ada di sana cemburu. Karena tak ada yang melihatnya.
“Kamu ngapain bawa aku ke sini? Di sini anker tahu..”
“Riza, aku pengen ngomong sama kamu.” Hendra menggengam tangan Riza. Pohon yang ada di belakang mereka cemburu. Karena tak ada yang menggenggam ranting dahannya.
“Kamu kenapa sih?” Riza mulai menundukkan kepalanya.
“Aku kan udah lama deket sama kamu. Jadi aku mau mengatakan ini sekarang. Aku suka sama kamu. Kamu mau nggak jadi pacar aku?” Hendra makin mempererat genggaman tangannya.
“Maaf..” Riza melepaskan genggaaman tangannya. Pembaca mulai menganggap jika Hendra ditolak.
“Kenapa? Apa ini salah?” Tanya Hendra.
“Bukan. Bukan karena ini salah..” Riza menatap Hendra.
“Jadi kenapa?” Kata Hendra agak kesal.
“Aku mau mengaku.”
“Mengaku? Mengaku apa?” Hendra mulai frustasi.
“Aku sebenernya seorang cowok..” Kata Riza lirih. Hendra tercekat. Alisnya naik turun seperti gelombang tsunami. Ia tak mengerti dengan apa yang dikatakan Riza.
“Kamu ngomong apa sih?”
“Aku sebenernya cowok yang ganti kelamin..” Hendra makin tercengang. “Jadi aku nggak bisa nerima kamu. Aku bukan maho. Aku masih normal..” Riza mulai bangkit dari tempat duduknya. Dan pergi meninggalkan Hendra sendiri di kursi tersebut. Dan pohon yang ada di belakangnya tertawa puas karena itu.
“Gimana tadi. Berhasil?” Tanya Fanny yang datang menemui Hendra
“Apanya yang berhasil? Dia cowok men..”
“Hah yakin lo? Cius?”
“Gue masih normal. Dan dia juga. Jadi kami memutuskan untuk menyudahi hubungan terlarang kami..” Kata Hendra penuh sesal.
“Nanti backstreet..”
“Bodo ah..” Hendra meninggalkan Fanny sendirian di sana. Pohon di sana juga tertawa. Fanny pun langsung berlari menuju Hendra. Dan cerita ini pun berakhir dengan keganjilan yang absurd.
Cerpen karangan: Dhan
Blog: shortstorymind.blogspot.com
Facebook: Ilham Ramadhan

9 Agustus 2015

contoh rpp

https://www.academia.edu/9628362/RPP_RENCANA_PELAKSANAAN_PEMBELAJARAN_NamaSekolah_SMA_Mata_Pelajaran_Matematika_Kelas_Semester_X_I_MateriPokok_EksponendanLogaritma_AlokasiWaktu_2_x_45_menit
https://docs.google.com/document/d/1lY3rKYKB785ddheIO8PzspODRmSpECOnXLnbC1e3VGo/edit?pli=1

2 Agustus 2015

Lester’s Life

Cerpen Karangan: Listya Adinugroho
Facebook: Listya Adinugroho

Pada zaman dahulu kala, ada sepasang sandal yang ditaruh di depan rumah. Namun saat hujan deras menerjang, salah satu sandal itu terbawa arus air hujan. Mereka terpisah jauh. Terpisah ruang dan waktu. Pemilik sandal itu menangis melihat kejadian itu. Namun ia langsung mengusap air matanya dan langsung mengambil sandal yang hanyut itu dengan semangat juang yang menggelora. Akhirnya sepasang sandal itu bertemu kembali. Mereka kembali hidup bahagia.
Lalu si pemilik sandal itu bingung, kenapa penulis malah menceritakan sandalnya padahal ia berharap dialah yang jadi tokoh utama dalam cerpen ini. Ia pun protes dan saya menuruti saja.

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang lelaki sebatang kara yang tinggal bersama ibu dan 4 saudara kandungnya. Lelaki itu adalah Choul Lesterol. Lester adalah anak bungsu yang paling tua. Ia menjadi contoh dan teladan bagi keempat adik-adiknya. Bapaknya meninggal karena menderita penyakit kolesterol pada masa kehamilan pertama istrinya. Oleh karena itu anaknya diberi nama Choul Lesterol untuk mengenang bapaknya.

Suatu hari Lester bersama keempat adiknya pergi ke hutan untuk bermain. Sesampainya di sana, ia mengeluarkan laptopnya dan langsung membuka permainan Pro Evolution Soccer 400SM. Setelah cukup terpuaskan bermain, kini Lester mengajak adik-adiknya ke pinggir sungai untuk mencari ikan. Namun di sana tidak ada ikan sama sekali karena ikannya ada di dalam sungai, bukan di pinggirannya. Dengan penuh semangat, adik-adiknya melompat masuk ke dalam sungai dengan membawa alat setrum untuk menangkap ikan. Namun saat menyetrum ikan, saudara lainnya juga ikut kesetrum, termasuk dirinya. Lester yang saat itu masih di pinggir sungai bingung. Akhirnya melintas ide di atas kepalanya. Namun sebelum ide yang melintas itu berhenti, adiknya sudah tak tertolong lagi. Nasi putih telah menjadi bubur ayam. Seperti angin, ia pun berlalu.

Sesampainya di rumah, ia langsung menceritakan kejadian itu kepada ibunya yang sedang asyik memasak sup gajah. Mendengar cerita itu, ia pun langsung kaget. Begitu juga gajah yang mau dibuat sup. Akhirnya gajah itu lari. Ibunya sangat marah kepada Lester karena dinilai tidak bertanggung jawab terhadap adik-adiknya. Ia pun melemparkan sendok ke kepala Lester. Namun sendok itu masih berada di dalam panci yang berisi air panas. Alhasil, jiwa raga Lester pun terluka.

Mendapatkan perlakuan itu, Lester pun illfeel dan langsung pergi jauh meninggalkan rumah dengan membawa laptop kesayangannya dan juga sejumlah uang. Ibunya pun merasa bersalah akan tingkah lakunya itu. Seharusnya ia tidak melempari Lester dengan panci berisi sendok dan air panas, namun dengan kapak atau sabit raksasanya. Selain itu, ia juga menyesali akan kepergian anaknya. Ia pun sekarang kesepian walaupun sebenarnya ia masih punya satu teman, yaitu kesepian. Halah.
Ia pun berdoa kepada Tuhan agar anaknya selalu diberi keselamatan dan diberikan kesuksesan. Setelah berdoa, datang seorang peri dan memberinya kekekalan kecantikan dan perlambatan usia 400%. Peri itu pun langsung pergi.

Satu tahun telah berlalu. Namun tidak ada apa-apa.
Sepuluh tahun telah berlalu. Ini baru ada apa-apa. Lester yang dulu pergi entah kemana kini kembali ke kampung halamannya. Namun semuanya sudah berubah total. Gedung bertingkat ada di mana-mana. Mobil, motor, pesawat dan kapal berlalu lalang kesana kemari namun tidak membawa alamat. Mulutnya pun menganga seakan tidak percaya pada semua ini. Tiba-tiba kemengangaan mulutnya itu terhenti ketika disadarkan oleh seorang gadis cantik berkerudung merah yang aslinya ia adalah ibu kandungnya.
Lester tiba-tiba jatuh. Jatuh cinta maksudnya. Rupanya hukum tarik menarik bekerja. Gadis itu juga mencintai Lester. Mereka pun jadian dan langsung merencanakan tentang pernikahan. Ia mengajak gadis itu ke rumah. Karena ia tidak punya rumah, ia mengajaknya ke rumah makan. Cie…

Di rumah makan, mereka menikmati sekali akan indahnya rasa cinta. Mereka saling suap-suapan walaupun cuma nasi putih berlauk bubur ayam. Ketika gadis itu hendak menyuapi Lester, ia melihat bekas luka melepuh di kepalanya. Ia bertanya apa penyebab luka itu. Lester mengatakan bahwa itu adalah hasil karya ibunya yang menyiramnya dengan air panas. Sontak gadis itu pun kaget. Ternyata dia adalah anaknya yang ia siram air panas dulu.
Gadis itu kaget dan berteriak histeris. Tidak mungkin ia menikahi anaknya sendiri.

“emm… Les, aku mau ngomong sesuatu sama kamu.”
“Mau ngomong apa sih, Cantik?”
“Sebenarnya kamu adalah anakku. Aku adalah ibumu nak, Bu Monalisa.”
“APA!!!” Lester kaget. “Ini tidak mungkin. Kenapa? Kenapa?”
“Ini karena ibu mendapat kekekalan umur muda, Nak.”
“Bukan itu. Kenapa cerita kita mirip Sangkuriang?”
“Ya Ibu gak tahu nak. Itu sudah keputusan penulis.”

Mendengar percakapan itu, saya pun tersinggung. Lalu saya ubah ceritanya.

“Ibu gak mungkin menikah denganmu, Nak.”
“Kenapa?”
“Itu karena… Ibu telah bertunangan dengan laki-laki lain. Dia adalah Jackson, teman sebayamu.”
“Tidak Bisa!!!” Suasana pun memanas. Walaupun AC di rumah makan itu sudah diset -23 derajat Celsius, itu tidak ngaruh.
“Ibu tidak bisa menikahi dia karena dia telah menjalin hubungan dengan nenek selama 3 tahun.”
“Itu tidak mungkin, Nak, nenekmu sudah lama mencintai bapakmu.”
“Tetapi dulu bapak bilang kalau dia suka sama temen cewek aku, Claudiya.”
“Mana kamu tahu, Nak! Bapakmu meninggal sebelum kamu lahir!!”
“Ibu jahat!! Aku benci ibu!!!”

Karena melihat anaknya yang kurang ajar. Ibunya pun marah. Kemudian Lester dikutuk menjadi batu. Namun karena dikutuk menjadi batu sudah terlalu mainstream, ia mengutuk Lester menjadi orang sukses. Dan akhirnya Lester benar-benar menjadi orang sukses. Ia kembali bersama ibunya. They live happily ever after.

29 Juli 2015

jiwa yang terasing


DI HIDUPKU HANYA ADA DUA HAL,...
kuliah dan main game,... kuliah sebagai kewajiban dan main game sebagai hak,.... masih teringat dibenakku kapan aku pertama kali bermain game,.. tapi kapan pertama kali aku ingin menjadi guru matematika, tak lagi ku ingat.
entah kenapa, tak ada hal yang dapat mengubah pandanganku tentang hobyku ini,...

27 Juli 2015

Belajar stand up comedy

Akhir akhir ini, Standup Comedy begitu popular di jagad hiburan Indonesia. Standup Comedy adalah Sebuah genre di dalam komedi, biasanya satu orang di atas panggung melakukan monolog yang lucu dan memberikan pengamatan, pendapat, atau pengalaman pribadinya. Mengutarakan keresahan, mengangkat kenyataan, memotret kehidupan sosial masyarakat, dan menyuguhkannya kembali kepada masyarakat dengan jenaka.
Standup comey berbeda dengan Joke Telling. Ciri khusus stand-up comedy adalah materinya tidak nyomot, tapi hasil dari pemikirannya sendiri. Sedangkan joke telling adalah melucu sambil melemparkan anekdot, tebak-tebakan, lelucon yang ia kumpulkan dari berbagai sumber, misalnya dari internet, buku, broadcast message, dan lain-lain.
Di Indonesia sendiri,jenis komedi ini sebenarnya sudah ada sejak dahulu. Nama-nama seperti Taufik Savalas, Butet Kertaradjasa, dan Ramon P. Tommybend. Dan dari perkembangan terakhir muncul nama baru seperti Raditya Dika,Sammy Notaslimboy,Panji Pragiwaksono,dan masih banyak nama nama yang tidak mungkin saya sebutkan disini.
Belajar Standup Comedy sebenarnya bukan lah hal yang sulit jika kita betul betul serius dalam mempelajari teknik tekniknya. Saya sendiri sedang belajar jenis komedi yang membutuhkan kejelian kita dalam menangkap fenomena fenomena yang terjadi untuk kemudian di susun menjadi sebuah materi ini .Di dalam materi standup comedy itu sendiri ada yang di sebut dengan joke atau lelucon. Apa itu joke ? joke itu terdiri dari 2 bagian,yaitu set-up dan punchline. satuan materi yang terdiri dari set-up dan punchline disebut dengan bit.
Set-up adalah bagian yang tidak lucu dari sebuah bit, biasanya premis atau pengantar dari bit tersebut ke bagian yang lucu.
Punchline adalah bagian yang lucu cari sebuah bit. Biasanya membalikan premis atau memberikan sesuatu yang mengejutkan sebagai penutup dari set-up atau premis tadi. Karena efek mengejutkannya itu maka disebut PUNCH-line. Kalimatnya harus "nonjok".
Sebagai contoh sederhana nya
Bit : Saya itu paling suka sama cewek yang jago masak. Menurut saya cewek yang jago masak itu seksi. Seksi konsumsi.
Set-up disini adalah Saya itu paling suka sama cewek yang jago masak. Menurut saya cewek yang jago masak itu seksi. Saya mengarahkan penonton untuk mengharapkan sesuatu yang seksi dari cewek yang jago masak. Dan di akhir bit saya menggunakan kata seksi konsumsi. Penonton yang tidak siap dengan perubahan tersebut merasa tergelitik dan akhirnya timbulah tawa.
Dan di standup comedy itu ada beberapa teknik teknik yang harus di kuasai oleh comic atau standup comedian. Berikut ini beberapa di antaranya
One Liner
Bit singkat yang hanya terdiri dari satu sampai tiga kalimat. One liner merupakan teknik paling simpel di dalam stand up comedy, tetapi selain simpel ini juga memerlukan pemikiran yang lebih keras daripada teknik lainnya
Contoh one liner :
Set up: Selamat malam, gimana penampilan saya hari ini?
Punch line: Udah kayak Bunda Dorce belum?
Rule Of Three
Sedangkan rule of three adalah teknik penggunaan tiga kalimat, dua kalimat awal digunakan sebagai set up, satu kalimat terakhir digunakan sebagai punch line.
Contoh rule of three:
Set up 1: Ngajarin Messi untuk main bola itu kayak ngajarin ahmad dani bikin lagu.
Set up 2: Ngajarin Deddy cara main sulap.
Punch line: Atau ngajarin Syahrini cara bedakan.
Act Out
Menggunakan gerakan sebagai pengganti kalimat. Biasanya act out memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi jika digunakan sebagai punch line.
Contoh act out:
Set up: Ada cowok keren cuy, pake handphone touch screen.
Punch line: Tapi pake ludah. *sambil memainkan screen hp dengan jari yang telah dibasahi ludah, seperti ketika menghitung uang.
Call Back
Menurut saya teknik ini adalah yang paling sulit untuk dilakukan. call back itu adalah teknik yang menggunakan punch line pada bit-bit sebelumnya sebagai punch line pada bit sekarang. Sehingga contoh susunan penampilan stand up berbentuk seperti berikut:
Set up 1 – punch line 1, set up 2 – punch line 2, set up 3 – punch line 1.
Contoh call back yang digunakan oleh Ernest Prakasa salah seorang comic terkenal:
Bit 1: Sekarang era digital, dan menurut gue bohong lewat BBM atau SMS itu lebih gampang daripada bohong face to face. Salah satu kebohongan paling sering dilakukan orang bahkan cuma 3 huruf: “OTW”. Temen lo udah BBM lo dengan panik: “PING!!! Bro, dimana lo, gue udah sampe nih!”, trus lo bales: “OTW bro!”. Padahal baru bangun tidur, masi kriyep-kriyep sambil garuk-garuk biji.
Bit 2: Kalo Tuhan punya twitter, ada yang minta folbek ga ya? Kalo iya, mungkin Tuhan akan jawab: “OK, tapi kita kopdar dulu ya”. Trus Tuhan twit ke @Malaikat_Pencabut_Nyawa: “Bro tolong dijemput bro”. Trus malaikatnya bales: “OTW bro!”.
ketika kita sukses membuat penonton tertawa sepanjang set kita itu di sebut dengan nge Kill
dan ketika kita gagal bikin penonton tertawa alias garing itu di sebut dengan nge Bomb
Itulah beberapa teknik teknik dalam standup comedy yang saya ketahui. Sebenarnya masih banyak lagi teknik teknik yang lainnya. Ketika kita ingin menyusun sebuah materi usahakan menggunakan hasil pemikiran sendiri dan jangan menggunakan materi orang lain. Dan yang terpenting dalam menyusun sebuah materi untuk standup adalah hindari materi yang mengandung SARA. Karena bisa saja materi yang mengandung SARA menimbulkan masalah bagi di kemudian hari.
Semoga Standup Comedy di Indonesia semakin berkembang dan mampu mendidik masyarakat untuk berpikir kritis demi kemajuan bangsa.

16 Juni 2015

cerpen gue

HEMBUSAN
                                BY ; MARIO LAOH
Hari itu, saat gue sedang menikmati manisnya mencukur bulu ketek sore-sore, tiba-tiba, beberapa saraf otak gue koslet,. hal itu mengakibatkan rangsangan tak terduga mengalir ke tangan kanan gue yang sedang memegang cukuran, dan hasilnya ; (ketiak kiri gue berdarah). Sobekan itu membuat gue harus memakai singlet selama tiga hari.
Tapi dari kejadian itu gue belajar dua hal, 1) jangan menghayal saat mencukur bulu ketek 2) untuk keamanan, gunakanlah cukuran berlogo SNI.
Gue Alan, anak paling steril di keluarga ini, setelah insiden itu, ketek kiri gue ngambek dan ketek kanan gue galau, hubungan kedua ketek gue tak lagi seperti dulu. Seiring waktu berlalu, gue berusaha mengembalikan ketek gue yang dulu. Tapi cukup sulit buat gue, karna ini menyangkut psikologi ketek. gue butuh dokter atau psikiater yang paham tentang perasaan ketek dan ahli dibidang perketekan.
Kita lupakan dulu masalah ketek, sekarang gue mau cerita tentang pengelaman terburuk yang gue alami selain ketek.
Tiga hari setelah insiden ketek berdarah itu, gue datang ke kampus dengan wajah berseri-seri seolah tidak terjadi apa-apa. Tapi saat gue berada di dalam kelas, seperti biasa, perut gue mules. Gue nggak tau siapa yang mengutuk gue, atau siapa yang meracuni sarapa gue, tapi yang pasti, setiap kali dosen botak itu masuk, hormon kentut di perut gue selalu tak terkendali.
Seandainya gue duduk paling belakang, gue bisa kentut dengan bebas. Tapi, berhubung gue mahasiswa teladan dan gebetan gue (Saly) juga duduk di depan, otomatis gue juga harus duduk didepan dan gue harus menahan diri  untuk kentut.
Tapi, Semakin lama, hasrat ingin kentut gue semakin menjadi-jadi, Detik-detik menjelang kentut terasa sangat menegangkan, perasaan gue begitu gelisa dan jantung gue berdetak kencang. untuk jaga-jaga, gue sudah menulis wasiat dan pesan-pesan terakhir gue di bagian belakang buku catatan gue. Sambil menahan rasa kentut, tanpa sadar gue meneteskan air mata. Melihat tampang aneh gue, Saly yang duduk di sebalah kanan gue bertanya, “kenapa lo?”. Tapi gue hanya diam dan Memendam rasa kentut itu seorang diri.
Saat itu tercetuslah dalam benak gue, sebuah teori tentang langkah-langkah menghembuskan kentut tanpa diketahui siapapun.
Teori kentut Alan :
Pertama, kita harus mempunyai motivasi, jangan menyerah dengan keadaan
Kedua, fokuskan pikiran kita pada otot pantat kiri dan pantat kanan, karna merekalah yang menahan dan mengontrol jumlah angin yang akan kita keluarkan.
Ketiga, hembuskan dengan penuh perasaan dan bertahap.
Gue pun mempraktekan teori tersebut.
Hembusan pertama ini, gue khususkan untuk teman gue yang tepat berada dibelakang tempat duduk gue, (Ayu) karna kebetulan hari ini dia ulan tahun, jadi, anggaplah ini hadiah.
Buuffftt,... (gue hembuskan kentut tahap pertama dengan penuh perasaan)
Dalam hati gue ; selamat ulan tahun Ayu
Hembusan pertama berhasil, Ayu tidak mendengar, mencium dan meresapi aroma kentut gue. Tak ada seorang pun yang tau, perasaan gue sedikit lega. Keberhasilan ini memotivasi gue untuk maju ke tahap berikutnya.
Saatnya untuk hembusan kedua, agar tidak mencurigakan, untuk tahap ini gue merubah arah dan sasaran gue. Kali ini, posisi duduk pantat gue mengarah kesebelah kiri, tepat kearah Doni yang begitu serius menyimak penjelasan dosen.
Sebenarnya gue nggak tega, tapi sebagai tukang kentut profesional, mau tidak mau gue harus melakukan ini.
Buuffftt,.. (proses hembusan kentut part kedua)
Sekali lagi gue berhasil, tak ada yang menyadari hebusan kedua. Meskipun udara di sekitarnya sudah tercemar, Doni terlihat biasa saja. Tapi wajah lugu dan kalem Doni membuat gue merasa bersalah.
Dalam hati gue ; maafin gue yah don
Nah, sekarang tinggal yang terakhir, biasanya ketut terakhir ini lebih mudah dari ketut sebelumnya, karna tinggal sedikit, tapi dalam beberapa kasus, ketut terakhir itu tidak keluar, bahkan hilang begitu saja dalam perut gue.
Untuk menghindari hal itu, gue segera melakukan peluncuran. Tak lama setelah kentut kedua, dengan penuh semangat, gue hembusskan kentut ketiga. Tiga, dua, satu...
Bbrruutt,...
Tak hanya angin yang keluar,.. ada benda lain yang berbau mistis keluar bersama hembusan itu, dan semua orang di dalam kelas mendengar, melihat dan mencium benda itu. akhirnya gue sadar, ternyata gue boker dicelana.
Saat itu juga kelas menjadi kacau, beberapa orang pingsan, Saly muntah-muntah, dan masa muda gue hancur.
Sejak kejadian itu, tempat duduk gue dibakar, dan mereka menjadikan tanggal terjadinya insiden itu sebagai hari libur...
20 mei (tragedi kentut Alan)
Tamat.